 ![](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/publicationentity/263891d4-b369-4ffd-83a2-b9d566872117.jpg)

This study estimates breakeven price distributions for irrigated and non-irrigated corn, cotton, and soybean production in Tennessee under conventional tillage and no-till for three field sizes and two sources of energy for irrigation.

\
The distributions were compared using forecasted prices of corn, cotton, and soybean realized under different climate scenarios. The price simulation focuses on the short-, medium-, and long-term impacts of drought-induced yield reduction on commodity market prices.

\
Electric pump irrigation systems in the southeastern United States have lower energy costs and, thus, a lower breakeven price than diesel-fueled irrigation pumps. A corn producer could obtain a lower breakeven price per kg by irrigating fields of 51–81 hectares. Cotton and soybean producers managing fields of 81 hectares or less could realize lower breakeven prices by not irrigating. Under extended drought conditions during which the market price for corn, soybeans, and cotton are higher, irrigated corn is more likely to be profitable compared to irrigated cotton or soybeans. These results could inform the development of irrigation management plans for row crop producers in the southeastern United States.

 ![](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/publicationentity/263891d4-b369-4ffd-83a2-b9d566872117.jpg)

Studi ini memperkirakan distribusi harga impas untuk produksi jagung, katun, dan kedelai beririgasi dan tidak beririgasi di Tennessee dengan pengelolaan tanah konvensional dan tanpa pengolahan tanah dengan ukuran tiga bidang tanah dan dua sumber energi untuk irigasi. Perbandingan distribusi menggunakan perkiraan harga jagung, katun dan kedelai dengan skenario iklim yang berbeda.

\
Simulasi harga merujuk pada efek jangka pendek, menengah dan panjang dari penurunan hasil panen akibat kekeringan terhadap harga pasar dari komoditas. Sistem irigasi pompa listrik di Amerika Serikat bagian tenggara memiliki biaya energi yang lebih rendah, sehingga harga impas lebih rendah dibanding pompa irigasi menggunakan diesel.

\
Produser jagung bisa mendapatkan harga impas lebih rendah per kg dengan mengirigasi lahan 51-81 hektar. Produser katun dan kedelai yang mengelola lahan 81 hektar atau kurang dapat menurunkan harga impas dengan tidak melakukan irigasi. Dengan kondisi kekeringan berkepanjangan ketika harga pasar untuk jagung, kedelai dan katun naik lebih tinggi, jagung yang diirigasi kemungkinan besar lebih menguntungkan ketimbang katun dan kedelai yang diirigasi. Hasil studi ini dapat menginformasikan perkembangan pengelolaan rencana irigasi di Amerika Serikat bagian tenggara.

thumbnail