 ![Suratmi, a woman in Selunuk Village who has recently stepped into an agricultural livelihood.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/dd727592-1f8d-4010-ba50-a2b4ff852743.jpeg)

\
Following her husband's passing, Suratmi had to manage her late husband's oil palm plantation by herself. At 64 years old, Suratmi now lives alone in a house since her only daughter had to accompany her husband to Sampit. She works tirelessly to tend to the plantation to meet her daily needs. Suratmi exemplifies the strength and resilience of female farmers of Selunuk Village, Seruyan District in facing life's challenges.

\
Previously, Suratmi ran a small food stall selling various dishes to support her husband's income as a farmer. However, in 2022, her life took a drastic turn. Her husband passed away, leaving her to manage an approximately 3-hectare oil palm plantation he had left behind. Despite her limited agricultural knowledge, she promised to tend to her late husband's plantation. She decided to close her food stall and face the new challenges as a farmer.

\
"One thing that always keeps me strong is the last message from my late husband. He encouraged me to maintain a good relationship with other farmers in the village to learn more about agriculture and to take care of the plantation he left," Suratmi shared. She adhered to this advice and diligently began learning regenerative farming techniques. Her enthusiasm and eagerness to learn led her to join the Agro Lestari Farmer Group. \n 

Suratmi gained new knowledge and insights in agriculture and found a supportive community in fellow farmer group members. Within the group, she enjoyed the moments of gathering, sharing knowledge, exchanging experiences, and working together to overcome various challenges in the field.

\
One of her most memorable experiences was when she mustered the courage to go down into the swamp to collect water hyacinths with other farmer group members. Water hyacinth, an invasive plant, is the main ingredient used to make organic fertilizers. Suratmi overcame her initial hesitance and fear with remarkable courage and spirit.

\
Moreover, Suratmi learned to operate a leaf chopper machine to cut up the collected water hyacinths. Now, she actively produces organic fertilizers with her friends from the farmer group. She believes that using organic fertilizers is more economical and environment-friendly than chemical fertilizers, as long as one remains consistent and diligent.

\
As a female farmer, Suratmi reaffirms that women play a crucial role in agriculture. "Women also have the same abilities and potential to contribute to agricultural development. They can collaborate to assist other farmers in managing various tasks," she pointed out.

\
 ![Suratmi amidst her late husband's oil palm trees.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/dedf37a2-837d-40a4-8df7-6dc82b8d6244.jpeg)

\
"I don't want to dwell in grieving time by time. Although I now live alone, I must continue to pursue my husband's last message," Suratmi said with a heartwarming smile. She also expressed her delight in the presence of the Agro Lestari Farmer Group. The association has brought a new source of happiness into her life, allowing her to socialize with other farmers while continuing to develop herself.

\
Although Suratmi had to navigate various ups and downs of life, her unwavering spirit and resilience have inspired many people around her to never give up on life. Through determination, courage, and a zeal for learning, she has transformed her life and found new happiness in cultivating the farm and building camaraderie with fellow farmers.

\
 \n *Writer: [A. Arif Wangsa](https://kaleka.id/person/a-arif-wangsa)* \n 

 ![Suratmi, seorang perempuan di Desa Selunuk yang baru saja terjun di bidang pertanian.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/dd727592-1f8d-4010-ba50-a2b4ff852743.jpeg)

\
Sepeninggalan almarhum suaminya, Suratmi seorang diri harus mengelola perkebunan kelapa sawitnya. Usianya kini memasuki 64 tahun, saat ini Suratmi hanya tinggal sendirian di rumah sebab putri semata wayangnya harus tinggal bersama suaminya di Sampit. Tanpa lelah ia setiap hari bekerja keras mengurus kebun tersebut demi memenuhi kebutuhan dapurnya. Suratmi merupakan contoh nyata kekuatan dan keteguhan seorang petani perempuan dalam menghadapi tantangan hidup di Desa Selunuk, Kabupaten Seruyan.

\
Sebelumnya, Suratmi mengelola warung makan kecil-kecilan yang menjual berbagai macam masakan yang lezat untuk mendukung penghasilan suaminya yang berprofesi sebagai petani. Namun, pada tahun 2022, kehidupannya berubah drastis. Suaminya meninggal dunia, meninggalkan seluas kurang lebih 3 hektar kebun kelapa sawit untuk diurus seorang diri olehnya. Meskipun pengetahuannya di bidang pertanian masih sangat terbatas, ia berjanji akan merawat perkebunan tersebut. Ia memutuskan untuk menutup warung makannya dan mulai menjalani berbagai tantangan baru dalam bidang pertanian. \n 

“Satu hal yang selalu membuat saya kuat adalah pesan terakhir dari mendiang suami saya. Beliau berpesan kepada saya untuk menjaga hubungan baik dengan petani lain di desa agar dapat belajar lebih banyak tentang pertanian dan merawat perkebunan yang ditinggalkannya,” Suratmi membagikan ceritanya. Ia pun mematuhi pesan tersebut dan dengan tekun mulai mempelajari teknik-teknik pertanian regeneratif. Semangat dan keinginannya untuk belajar membawa Suratmi bergabung dengan Kelompok Tani Agro Lestari.

\
Dalam kehidupan barunya sebagai petani, Suratmi tidak hanya memperoleh pengetahuan serta wawasan yang baru, tetapi juga menemukan kehangatan dalam kebersamaan dengan teman-teman dari kelompok tani. Dalam kelompok tersebut, ia sangat menikmati momen berkumpul bersama, berbagi ilmu, bertukar pengalaman, dan bekerja sama dalam mengatasi berbagai tantangan di lapangan.

\
Salah satu pengalaman yang paling berkesan baginya adalah ketika ia harus memberanikan diri turun ke rawa berlumpur untuk mengumpulkan eceng gondok bersama anggota kelompok tani. Eceng gondok merupakan tanaman invasif yang menjadi salah satu bahan utama pembuatan pupuk organik. Meskipun awalnya merasa ragu dan takut, Suratmi berhasil melaluinya dengan keberanian dan semangat yang luar biasa.

\
Selain itu, Suratmi juga belajar mengoperasikan mesin perajang daun untuk memotong eceng gondok yang dikumpulkan. Kini, ia aktif memproduksi pupuk organik bersama teman-temannya di kelompok tani. Ia meyakini penggunaan pupuk organik lebih ekonomis dan ramah lingkungan dibandingkan pupuk kimia jika dilakukan secara tekun dan berkala.

\
Sebagai seorang petani perempuan, Suratmi kembali menegaskan bahwa perempuan memegang peranan penting dalam bidang pertanian. “Perempuan juga mempunyai kemampuan dan potensi yang sama untuk berpartisipasi dalam pembangunan pertanian. Misalnya, dengan bekerja sama untuk membantu para petani lainnya dalam mengurus banyak hal,” ujarnya. \n 

 ![Suratmi di antara pohon-pohon kelapa sawit peninggalan almarhum suaminya.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/dedf37a2-837d-40a4-8df7-6dc82b8d6244.jpeg)

\
“Saya tidak ingin terus-menerus larut dalam kesedihan. Meskipun kini hidup sendiri, saya harus tetap memperjuangkan apa yang telah diamanahkan oleh almarhum suami saya,” ujar Suratmi sambil tersenyum hangat. Tambahnya, ia juga sangat senang dengan adanya Kelompok Tani Agro Lestari. Perkumpulan tersebut membawa sumber kebahagiaan baru dalam hidupnya, di mana ia bisa bersosialisasi dengan petani lain sambil terus mengembangkan diri.

\
Meski Suratmi harus mengarungi berbagai pasang surut kehidupan, namun semangat dan ketangguhannya yang tak tergoyahkan menginspirasi banyak orang di sekitarnya untuk pantang menyerah dalam menjalani hidup. Melalui tekad, keberanian, dan semangat belajar, ia telah mengubah hidupnya dan menemukan kebahagiaan baru dalam mengolah sebuah kebun dan membangun persahabatan dengan sesama petani.

\
 \n *Penulis: [A. Arif Wangsa](https://kaleka.id/person/a-arif-wangsa)*

descriptioneng-psvpe-cnbogjxegh56mn3

descriptioneng-fuvtwxiar196cslnq9cee

descriptionidn-wzg4gziu2xpgddzcbzkkr