\
 ![Supian, the leader of Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bahalap Seruyan (APKSBS).](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/eb2bef19-dcb3-49e5-b945-6ca85a5ba5d7.jpeg)

\
Supian Sury, a man of Dayak descent, has been guiding oil palm farmers in the Seruyan District of Central Kalimantan to embark on a journey toward sustainability. With his wife as the only member of his family, serving as pillar in his life’s journey, Supian works as an honorary teacher at a private high school in Suka Maju village while also leading a farmers’ association named Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bahalap Seruyan (APKSBS). Notably, APKSBS serves as a bridge of knowledge for the 610 farmers in the district who obtained the Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) and Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) certificate between 2021 and 2024. Since its formation in 2020, the association has been a beacon of hope for farmers lacking essential information and facing difficulties accessing the knowledge necessary for attaining certification.

\
Supian warm-heartedly welcomed us into the APKSBS’s secretariat office—a small building surrounded by lush green trees—in Suka Maju village. The 42-year-old wore a black *batik* shirt adorned with distinctive Dayak patterns in red and soft yellow. His appearance was neat, and his authoritative style of speaking was reflected in his demeanor. He then served us several cups of warm, sweet tea and colorful traditional snacks, creating a relaxed atmosphere to begin our conversation.

\
Supian began by sharing the story of how he ended up leading the APKSBS. A few years ago, equipped with minimal knowledge, he started planting oil palms on approximately 1.5 hectares of his land. Subsequently, he pursued a challenging process of acquiring certification, realizing that it could help create an economically viable, socially and culturally acceptable, and environmentally friendly palm oil industry. Moreover, he encouraged other farmers in his vicinity to also get certified. \n 

When Supian realized that the difficulties he had encountered were also being experienced by other small-scale farmers, it prompted him to dedicate himself to becoming the association’s chairman. He emphasized, "Seeing fellow farmers struggle to obtain certification, I felt the need to do something," implying his determination to assist his peers. \n 

 ![Supian disseminated the sustainable oil palm certification to the smallholders.](https://lh7-us.googleusercontent.com/c0Gjh7-WYOLpdWKqrnGgjHdeMN86_ubYbQgc68wfRH_QroHHFiRzVAgAEG07Gj4ilZvra0igHsseVRshG8gmURGznQmro0hSCzyZR_tHYu3lbcFri_FWmiu9VKZXwud9P3C2fsPzeW1QFpxKjNO75w)

\
Every month, amid the green expanse of Seruyan, Supian and his team conduct meetings with the Internal Control System and smallholders. Apart from providing the necessary training, these meetings serve as a platform for farmers to express their grievances and talk about the challenges they face in achieving certification. Through these regular gatherings, they collectively strive to find solutions to the identified obstacles. Furthermore, Supian and the members arrange routine meetings to plan for future activities. “By involving association members in decision-making, I believe it enhances the sense of unity and togetherness among the members. It’s a source of motivation for us to pursue our shared vision and mission," he remarked.

\
Although the ISPO and RSPO certification processes were challenging for the association members, Supian and his team of 610 farmers successfully completed the entire process and are now ready to sell the fruits of their hard work.

\
Nevertheless, Supian’s challenges are far from over. According to him, many farmers in several villages are still in need of appropriate and reliable information. To address this challenge, Supian and his team schedule outreach programs in various remote villages. Motivated by its success in completing the certification process in the previous five villages, the association is confident that this movement will continue to expand as its members draw lessons from their past struggles. \n 

However, it is not solely certification that signifies their success. Supian also hopes that the jurisdictional approach will invite more opportunities for collaboration with other stakeholders. Looking ahead with optimism, he added, "We believe that with this approach, we can more easily reach village governments and gain broader support.” \n 

Amid the verdant greenery of Seruyan, the story of Supian Sury and the APKSBS Association signifies a common thread that has been uniting small-scale farmers. Indeed, they are the unsung heroes who have dedicated themselves to the journey toward sustainability and a better future.

\
\
*Writer: [A. Arif Wangsa](https://kaleka.id/person/a-arif-wangsa)*

\
 ![Supian, pemimpin Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bahalap Seruyan (APKSBS).](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/f8c2b3ff-195a-49a2-895e-e3b00fa69edb.jpeg)

\
Supian Sury, seorang pria berdarah Dayak, menjadi pionir perubahan bagi petani-petani kecil di wilayah Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Dengan istri yang menjadi pilar dalam perjuangan hidupnya, Supian tidak hanya bekerja sebagai guru honor di sebuah SMA swasta, tetapi juga memimpin sebuah asosiasi petani kelapa sawit. Asosiasi tersebut diberi nama Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bahalap Seruyan (APKSBS). APKSBS menjadi jembatan bagi 610 petani di kabupaten tersebut dalam memperoleh sertifikat *Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO)* dan *Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO)*sejak tahun 2021 hingga 2024. Sejak dibentuk pada tahun 2020, asosiasi ini telah menyediakan kebutuhan informasi pokok dan membantu menghadapi kesulitan para petani dalam mengakses pengetahuan yang diperlukan untuk memperoleh sertifikasi. \n 

Di sebuah bangunan kecil yang dikelilingi pepohonan yang rimbun, Supian menyambut kedatangan kami dengan penuh kehangatan di kantor sekretariat APKSBS. Pria berumur 42 tahun itu mengenakan kemeja batik berwarna dasar hitam dengan motif khas suku Dayak berwarna merah dan kuning. Penampilannya rapi dan klimis, menunjukkan pembawaannya yang bijaksana. Ia kemudian menyajikan beberapa cangkir teh manis hangat beserta kue jajanan pasar yang berwarna-warni dengan harapan agar percakapan kita dapat menjadi lebih santai. \n 

Supian mengawali percakapan dengan menceritakan kisah bagaimana ia akhirnya memimpin APKSBS. Beberapa tahun lalu, dengan berbekal pengetahuan yang minim, ia mulai menanam kelapa sawit di lahan seluas kurang lebih 1,5 hektar. Selanjutnya, ia mencoba untuk mendapatkan sertifikasi dengan menjalani proses yang panjang dan penuh dengan kesulitan. Melalui proses itu juga, ia menyadari bahwa sertifikasi dapat membantunya dalam menciptakan industri minyak sawit yang layak secara ekonomi, dapat diterima secara sosial dan budaya, serta ramah lingkungan. Kemudian ia mengajak petani lain di sekitarnya untuk turut serta mendapatkan sertifikasi.

\
Ketika Supian menyadari bahwa kesulitan yang dialaminya juga saat itu dialami oleh petani kecil lainnya, maka hal tersebut mendorongnya untuk mengabdikan diri menjadi ketua asosiasi. Ia menambahkan, “Melihat rekan-rekan petani kesulitan mendapatkan sertifikasi, saya merasa perlu melakukan sesuatu,” ujarnya, menyiratkan tekadnya untuk membantu rekan-rekannya.

\
 ![Supian melakukan sosialisasi sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan kepada petani skala kecil.](https://lh7-us.googleusercontent.com/c0Gjh7-WYOLpdWKqrnGgjHdeMN86_ubYbQgc68wfRH_QroHHFiRzVAgAEG07Gj4ilZvra0igHsseVRshG8gmURGznQmro0hSCzyZR_tHYu3lbcFri_FWmiu9VKZXwud9P3C2fsPzeW1QFpxKjNO75w)

\
Setiap bulan, di tengah hamparan hijau Seruyan, Supian dan timnya mengadakan pertemuan dengan petani-petani swadaya. Selain memberikan pelatihan, pertemuan bulanan ini juga merupakan sebuah wadah bagi petani untuk menyampaikan keluh-kesah dan kendala mereka dalam mencapai sertifikasi. Melalui pertemuan yang rutin diadakan tersebut, mereka bersama-sama berusaha mencari solusi atas kendala yang ada. Di samping itu, Supian bersama para anggota juga secara terus-menerus merancang kegiatan apa yang akan dilakukan kedepannya. \n 

“Dengan melibatkan anggota asosiasi dalam pengambilan keputusan, saya merasa hal tersebut dapat meningkatkan rasa persatuan dan kebersamaan dari para anggota satu sama lain. Hal ini menjadi salah satu sumber semangat kami untuk terus mencapai visi dan misi yang kami kejar bersama,” tutur Supian.

\
Proses sertifikasi ISPO dan RSPO mungkin bukanlah perjalanan mudah, namun, kini Supian dan anggota asosiasi sebanyak 610 petani telah melewati proses sertifikasi dan dapat segera menikmati buah manis dari hasil kerja keras mereka. \n 

Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi Supian belum berakhir. Menurutnya, banyak petani di desa-desa yang masih minim informasi. Oleh karena itu, Supian dan timnya menjadwalkan sosialisasi di berbagai desa yang belum terjangkau oleh mereka. Dengan keberhasilan proses sertifikasi di lima desa sebelumnya, mereka yakin bahwa gerakan ini akan terus berkembang dengan mengambil banyak pelajaran dari perjuangan mereka sebelumnya.

\
Selain lima desa, Supian dan timnya berencana akan menargetkan delapan desa untuk dilakukan pendekatan, dan jumlah ini akan terus bertambah kedepannya. Bagi desa-desa yang baru, Supian mengusung pendekatan persuasif dengan pemerintah desa. Meskipun terkadang menghadapi tantangan, ia tidak pernah menyerah untuk meyakinkan pemerintah desa dan petani setempat dengan melakukan kunjungan secara berkala. "Ini bukan hanya tentang sertifikasi, tapi juga tentang masa depan petani dan lingkungan kita," tegasnya.

\
Keberhasilan mereka tidak hanya diukur dari sertifikasi semata. Supian juga berharap dengan adanya pendekatan yurisdiksi akan membuka lebih banyak pintu kolaborasi dengan pihak lain. "Kami percaya, dengan pendekatan ini, kami dapat lebih mudah menjangkau pemerintah desa dan mendapatkan dukungan yang lebih luas," tambahnya, memandang ke depan dengan optimisme.

\
Di tengah suburnya tanah Seruyan, kisah Supian Suri dan APKSBS menjadi rantai pemersatu para petani kecil. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang melibatkan diri dalam perjuangan menuju keberlanjutan dan masa depan yang lebih baik.

 \n  \n *Penulis: [A. Arif Wangsa](https://kaleka.id/person/a-arif-wangsa)*

descriptioneng-uqvfzybddmq5rei--wipk

descriptionidn-pectitgjhjyvpxatrax6v