 ![Reni, a homemaker in Bangkal, who practices regenerative agriculture to sustain her family’s food stock and income.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/cca9fca6-ecf8-412e-8b13-e2a2ed96ecb5.png)

\
Reni, a female farmer in Bangkal village, is determined to grow food with regenerative agriculture to feed her family healthy food while being considerate of the health of the soil.

\
As a wife and a mother, the 52-year-old woman has to make sure that her family consumes a decent amount of healthy food daily while contributing to the household's income. So, when she first moved and decided to settle in Bangkal, she and her husband used the land beside her house to grow food crops by practicing regenerative agriculture. Then, they start working hand in hand to tend to their land. They are even trusted to take care of other people’s land and implement regenerative agriculture. They are currently tending for one-hectare of land next to their house and the land of a close acquaintance entrusted to them.

\
Reni and her husband, Sukiyo, have planted several food crops there, such as eggplant, long beans, peanuts, corn, chili, cassava, and watermelon in intercropping style. After the harvest season, the couple uproots the crop residues and let the soil recover for 2-3 months to bring back the nutrients of the soil. As for fertilizers, they utilize the crop residues they uprooted earlier with effective microorganisms-4 (EM4) solution to cover the land and prepare them for the next planting. They have not produced other types of organic fertilizer, such as manure, because they do not have cattle stock yet, even though the couple has received training to produce them independently. \n 

She also followed a tight schedule for navigating her daily chores as she had to play different roles, such as a wife, a mother, or a farmer. She woke up early, at 4 o’clock, to clean the house first thing in the morning. Her routine continued until 4 p.m., when she visited the crops and checked their conditions. \n 

Without prior experience in agriculture, she meticulously learned by doing, as she directly practiced what her husband taught her about how to hoe the land, plant the seeds, apply manure, and other farming techniques. But since her husband also has another job in a palm oil plantation company as a harvest laborer to make ends meet, she is become the primary handler of their land, which makes her thoroughly understand its condition.

\
“So far, applying organic fertilizers has given us many benefits. As an example, our crops become more resilient to external threats. The soil in our land also becomes increasingly healthy with its loose texture and dark color. It has a good effect on our crops.” She proudly showed the growing plants on her land, which she has tended to for a year. \n 

Then, she continued sharing her worries regarding fertilizers: “Unfortunately, the quality of organic fertilizer (from the factory) that we’re currently using along with the crop residue is not that good, so I wish we could afford organic fertilizer with better quality, or better yet, we could produce our manure fertilizers in the future.”

\
 ![Reni tending to the plants in her land.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/7620714e-4893-46b4-9c3e-c68e9ff944bc.jpeg)

\
By practicing regenerative agriculture, she ensures her family always gets fresh food straight from their land. She also sells crops for daily needs and farming materials such as fertilizers and EM4 solutions. Her farming practice and the benefits she feels have motivated a few other villagers to start learning and implementing regenerative agriculture.

\
“Going forward, I hope what we currently do can motivate other villagers in Bangkal to not only start maintaining their food supply by farming independently but also by practicing sustainable agricultural practices, just like regenerative agriculture,” Reni said while showing a bright smile as she conveyed her hope for the prosperity and sustainability of Bangkal’s agriculture.

\
With her many roles, Reni shows that there is always room for learning new things to improve life. In doing so, she not only sustains her family by providing nutritious food but also inspires fellow farmers to protect the ecosystem by practicing regenerative agriculture.

 ![Reni, seorang ibu rumah tangga, yang mempraktikkan pertanian regeneratif untuk menunjang kebutuhan pangan dan pemasukan keluarganya.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/f3bc5c8d-db70-4c2a-b0c9-70b283df3cd0.png)

\
Reni, seorang petani perempuan di Desa Bangkal, bertekad untuk menumbuhkan tanaman pangan dengan praktik pertanian regeneratif untuk menyediakan makanan bagi keluarganya sembari menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan tanah.

\
Sebagai seorang istri dan Ibu, perempuan berusia 52 tahun ini harus memastikan keluarganya mengonsumsi sejumlah makanan sehat setiap harinya sambil berkontribusi pada pemasukan keluarganya. Sehingga ketika ia pertama kali tiba dan memutuskan untuk menetap di Bangkal, ia dan suaminya memilih untuk memanfaatkan lahan di samping rumah mereka untuk berkebun dengan praktik pertanian regeneratif. Keduanya bahu membahu dalam mengurus lahan tersebut. Mereka bahkan dipercaya untuk menggarap lahan milik orang lain dengan pertanian regeneratif. Kini, mereka mengurus lahan seluas satu hektar yang terdiri dari lahan di samping rumah dan lahan milik kenalan dekat yang dipercayakan kepada mereka.

\
Reni dan suaminya, Sukiyo, telah menanam beberapa jenis tanaman pangan, seperti terong, kacang panjang, kacang tanah, jagung, cabai, ketela, dan semangka, dengan model tumpangsari. Setelah musim panen, pasangan ini mencabut limbah panen yang tersisa dan meletakkannya di atas jalur tanam untuk memulihkan unsur hara pada tanah. Sedangkan untuk pupuk, mereka memanfaatkan limbah panen yang mereka cabut tadi dan memberikan Mikroorganisme Efektif-4 (EM4) untuk menutupi tanah dan mempersiapkannya untuk penanaman berikutnya. Mereka masih belum membuat jenis pupuk organik lainnya, seperti pupuk kandang, karena mereka belum memiliki hewan ternak, meskipun keduanya telah memperoleh pelatihan agar dapat membuatnya secara mandiri.

\
Sebagai seorang ibu, istri, dan petani, Reni memiliki jadwal yang padat untuk mengatur kegiatan rutin hariannya. Pada dini hari, tepatnya pukul 4 pagi, ia sudah bangun untuk membersihkan rumah. Rutinitasnya kemudian berlanjut hingga pukul 4 sore dimana ia mengecek kondisi tanaman-tanaman yang ada di kebun.

\
Meski sebelumnya ia tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai pertanian, Reni dengan giat belajar sembari langsung mempraktikkan ilmu bertani seperti mencangkul, menanam bibit, memupuk tanaman, dan teknik lainnya dari sang suami. Namun, karena suaminya memiliki pekerjaan lain di perusahaan perkebunan kelapa sawit sebagai buruh panen, Reni menjadi pengurus utama lahan mereka yang membuatnya mengetahui seluk beluk kondisi kebun mereka.

\
“Sejauh ini, pengaplikasian pupuk organik telah memberikan kami banyak manfaat. Sebagai contoh, tanaman kami menjadi lebih tahan dari gangguan eksternal. Tanah kami menjadi lebih sehat dengan tekstur yang gembur dan warna yang gelap. Banyak efek baik yang tanaman kami dapatkan.” Reni dengan bangga menunjukkan tanaman di lahan yang telah ia garap selama setahun.

\
Namun, ia memiliki kekhawatiran terkait pupuk: “Sayangnya, kualitas pupuk organik (dari pabrik) yang kami gunakan dengan memanfaatkan limbah panen ternyata kualitasnya tidak begitu bagus. Jadi, saya sangat berharap dapat menggunakan pupuk organik dengan kualitas yang lebih bagus, atau akan lebih baik lagi apabila dapat memproduksi pupuk kandang di masa depan.”

 \n  ![Reni tengah mengurus tanaman di kebunnya.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/44c2df83-9e6b-4d20-8b1b-eb6f264126cf.jpeg)

Dengan mempraktikkan pertanian regeneratif, Reni memastikan keluarganya selalu mengonsumsi makanan segar langsung dari kebun mereka. Ia juga menjual hasil panennya untuk kebutuhan sehari-hari dan juga untuk membeli kebutuhan bertani, seperti pupuk dan EM4. Praktik pertanian dan keuntungan yang diperolehnya bahkan telah memotivasi penduduk desa untuk mulai belajar dan menerapkan pertanian regeneratif.

\
“Selanjutnya, saya berharap dapat memotivasi penduduk di Desa Bangkal untuk tidak hanya menjaga pasokan makanan mereka dengan bertani secara mandiri, namun juga menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, seperti pertanian regeneratif,” ujar Reni sembari tersenyum lebar ketika ia menyampaikan harapannya mengenai kesejahteraan dan keberlanjutan pertanian di Desa Bangkal.

\
Dengan berbagai peran yang ia emban, Reni menunjukkan bahwa selalu ada ruang untuk mempelajari hal baru untuk meningkatkan taraf hidup. Dengan melakukan hal tersebut, ia tidak hanya memastikan asupan nutrisi keluarganya terjaga namun juga menginspirasi sesama petani untuk menjaga ekosistem dengan mempraktikkan pertanian regeneratif.

descriptioneng-zngwyvss77w3lmxmf3867

descriptioneng-92nbowdtkiqjiogikysob