 ![Hartono is local smallholder from Sulung Village who is leading the way in regenerative agriculture and environmental restoration for a sustainable future](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/e03660bb-756b-40d7-822f-1f1c2ac1d791.jpg)

\
Hartono, a farmer from Sulung Village in Central Kalimantan, has dedicated his life to creating a better future for his village through regenerative agriculture and ecosystem restoration. He practices regenerative agriculture by growing oil palm on his farms and actively restoring degraded lands in his village. Moreover, he contributes to planting thousands of tree seedlings on degraded land, hoping to restore the natural environment and ensure the well-being of future generations.

\
As a husband and father of three, Hartono (45), a farmer in Sulung Village, Kotawaringin Barat District, bears a significant responsibility for his family. Hartono and his spouse need to balance their time caring for their children, who still require much attention. Often, Hartono watches his children sleep soundly, driven by a strong desire to ensure they have a brighter and more secure future than he experienced.

\
Hartono works hard to manage his farm that is the foundation of hope for his family. In addition to oil palm, he grows various crops, such as eggplant, long beans, peanuts, corn, chilies, cassava, and watermelon. The harvest is for both sale and family consumption.

\
Moreover, he provides one hectare of his land as a demonstration plot for the local community. He neatly plants one or two rows of oil palm trees, interspersed with various fruit trees, using an agroforestry system. This land management system combines oil palm cultivation with planting fruits and vegetables on the same land. "I hope that the community in Sulung Village can utilize this land to learn environmentally friendly agricultural practices. Furthermore, local farmer groups can follow these planting patterns," Hartono said warmly.

\
Hartono shared that 24 years ago, he decided to settle in Sulung Village. He began building a new life in this remote village with his small family. After several years of relying on agriculture, Hartono witnessed firsthand the adverse effects in his village when nearly all farmers massively used chemical fertilizers.

\
He added that the massive use of chemical fertilizers gradually polluted the village's healthy water and rivers. He often received reports of children suffering from diarrhea or livestock falling ill from consuming the contaminated water. This incident weighed heavily on his heart.

\
 ![Hartono learned to produce organic fertilizer as a part of regenerative agriculture practice.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/55d394bb-30b1-44dd-afab-9373adf3f9ab.jpg)

\
Hartono then sought solutions to the events affecting his village. He began to explore more environmentally friendly agricultural techniques. He received training in various aspects, including sustainable soil management, natural pest control, chemical-free practices, and the promotion of biodiversity. He adopted regenerative agriculture through this knowledge, focusing on applying organic fertilizers. Hartono believes that implementing regenerative agriculture can be a way for the community in his village to maintain soil and water health. He also sees a glimmer of hope for restoring the health and well-being of Sulung Village through this agricultural practice. "The implementation of regenerative agriculture is not only for the current generation but also for the future well-being of our children," he said with enthusiasm and conviction.

\
 ![Hartono takes care of plant seedlings at the Sulung Village Nursery for ecosystem restoration.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/9560c4c9-f8c6-4a13-a1a4-256f11b63275.jpg)

\
\
In addition to practicing regenerative agriculture, Hartono also contributes to managing a greenhouse and seedling nursery for a restoration program funded by the village. Together with the local community, he participated in 6,948 tree seedlings plantations on 25 hectares of degraded land in Sulung Village. The plants are arranged based on their function, with 61% for ecology and 39% for the economy. "I vividly remember when I first moved here, Sulung Village was still very lush with dense trees. These nursery seedlings are our hope to restore that lushness," Hartono said as he gazed at the surrounding trees.

\
Hartono realized that implementing eco-friendly agriculture practices and becoming an active leader in his village's restoration efforts has given him a new purpose in life. Additionally, he feels the need to set an example for his community.

\
Hartono's journey in advocating for Sulung Village has been full of challenges, hope, and determination. From his struggle against nature to his efforts to combat environmental pollution, every step has been taken with the belief that a better future is possible. He fights for the well-being of his family and community through regenerative agriculture and active involvement in restoration activities.

\
 ![Hartono with his humble family, for whom he strives to create a better and more sustainable future.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/ee2c8e3a-029d-413b-ba71-c979b5cd477f.jpg)

\
\
*Writer: [A. Arif Wangsa](https://kaleka.id/person/a-arif-wangsa)*

 ![Hartono merupakan seorang petani swadaya lokal dari Desa Sulung yang mempelopori pertanian regeneratif dan restorasi lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan. ](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/12b1c11a-bb32-4ec2-82af-35785e904a8a.jpg)

\
Hartono, seorang petani dari Desa Sulung, Kalimantan Tengah, mengabdikan hidupnya demi masa depan yang lebih baik bagi desanya melalui pertanian regeneratif dan restorasi lingkungan. Di kebunnya, ia menerapkan sistem pertanian yang ramah lingkungan. Hartono juga aktif dalam program restorasi desa, membantu penanaman ribuan bibit pohon di lahan terdegradasi, berharap mengembalikan keasrian alam dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.

\
Sebagai seorang suami dan ayah dari tiga anak, Hartono (45), seorang petani di Desa Sulung, Kabupaten Kotawaringin Barat, memikul tanggung jawab yang cukup besar di keluarganya. Istrinya juga bekerja di sektor swasta untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sebagai orang tua, keduanya merasa harus membagi waktu untuk mengurus anak-anak mereka yang masih membutuhkan banyak perhatian. Hartono kerap kali melihat anak-anaknya tertidur lelap, ada keinginan kuat untuk memastikan mereka mendapatkan masa depan yang lebih cerah dan terjamin daripada yang ia alami sebelumnya.\*\* \n \*\*

Berbekal lahan seluas 8 hektar, Hartono bekerja keras mengurus kebun yang menjadi tumpuan harapan bagi keluarganya. Tak hanya kelapa sawit, ia juga menanam berbagai macam tanaman seperti terong, kacang panjang, kacang tanah, jagung, cabai, singkong, dan semangka. Hasil panennya tersebut ia digunakan untuk dijual maupun sebagai bahan konsumsi di atas meja makannya.\*\* \n \*\*

Selain itu, satu hektar lahannya juga disisihkan untuk digunakan sebagai kebun percontohan bagi masyarakat di desanya. Satu atau dua baris pohon sawit ditanamnya dengan rapi, kemudian diselingi dengan berbagai jenis tanaman buah-buahan dengan sistem agroforestri. Ia menerapkan sistem pengelolaan lahan yang menggabungkan penanaman kelapa sawit dengan tanaman buah dan sayuran di atas lahan yang sama. “Saya berharap agar masyarakat di Desa Sulung dapat memanfaatkan lahan ini untuk mempelajari teknik-teknik pertanian yang ramah lingkungan. Selain itu, kelompok tani dari desa juga dapat mengikuti pola-pola penanaman seperti ini,” ucap Hartono dengan hangat.\*\* \n \*\*

Hartono bercerita, sejak 24 tahun yang lalu, ia mulai memutuskan untuk menetap di Desa Sulung. Di desa yang yang terpencil tersebut, Hartono mulai membangun hidup yang baru dengan keluarga kecilnya. Setelah beberapa tahun menggantungkan hidupnya dengan bertani, Hartono menyaksikan betul dampak buruk yang terjadi di desanya ketika penggunaan pupuk kimia yang secara masif digunakan oleh hampir semua petani.\*\* \n \*\*

Ia menambahkan, penggunaan pupuk kimia secara masif ini sedikit demi sedikit mencemari air sumur dan sungai di desa. Bahkan ketika ia menjabat sebagai kepala desa, ia kerap kali menerima laporan tentang anak-anak yang terkena diare, ataupun ternak yang sakit akibat mengkonsumsi air tersebut. Hal ini membuat hatinya terasa sesak.

\
 ![Hartono mempelajari pembuatan pupuk organik sebagai bagian dari praktik pertanian regeneratif.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/2c42bf55-00e8-4333-a2fb-221430510de3.jpg)

\
Hartono kemudian mencari solusi atas peristiwa yang menimpa desanya ini. Ia mulai melirik teknik-teknik pertanian yang lebih ramah lingkungan. Ia menerima pelatihan dalam berbagai aspek, termasuk pengelolaan tanah berkelanjutan, pengendalian hama alami, praktik bebas bahan kimia, dan promosi keanekaragaman hayati. Melalui ilmu tersebut, ia menerapkan pertanian regeneratif dengan fokus dalam mengaplikasikan pupuk organik. Hartono percaya, penerapan pertanian regeneratif dapat menjadi upaya bagi masyarakat di desanya untuk tetap menjaga kesehatan tanah dan air. Ia juga melihat secercah harapan untuk memulihkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Sulung melalui praktik pertanian ini. "Penerapan pertanian regeneratif ini bukan hanya untuk generasi sekarang, tapi juga untuk kebaikan masa depan anak-anak kita," katanya, dengan penuh semangat dan keyakinan.\*\* \n \*\*

 ![Hartono merawat bibit tanaman di Persemaian Desa Sulung untuk restorasi ekosistem.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/a763f75e-9a0e-47f8-bea1-25ca0f860648.jpg)

\
\
Selain aktif dalam menerapkan pertanian regeneratif, Hartono juga berkontribusi dalam mengurus greenhouse dan persemaian bibit untuk program restorasi yang dikelola menggunakan dana desa. Bersama dengan masyarakat di desanya, ia berpartisipasi dalam penanaman pohon sebanyak 6.948 bibit pada 25 hektar lahan terdegradasi di Desa Sulung. Adapun tanaman tersebut diatur dengan proporsi jenis tanaman berdasarkan fungsi yaitu 61 % untuk ekologi, dan 39 % untuk ekonomi. “Saya ingat betul, waktu saya pertama kali pindah ke sini, Desa Sulung masih terasa sangat asri dengan pepohonan yang rimbun. Bibit-bibit persemaian ini merupakan harapan kami agar keasrian tersebut bisa kembali pulih,” ujar Hartono sambil menatap pepohonan di sekitarnya.

\
Hartono menyadari bahwa sejak mulai menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan aktif tim penggerak restorasi di desanya, dia merasa seperti menemukan tujuan baru di dalam hidupnya. Selain itu, ia juga merasa bahwa harus menjadi contoh bagi masyarakat desanya.

\
Perjalanan Hartono dalam memperjuangkan Desa Sulung penuh dengan tantangan, harapan, dan tekad. Dari perjuangannya melawan alam hingga upayanya untuk mengatasi pencemaran lingkungan, setiap langkah diambil dengan keyakinan bahwa masa depan yang lebih baik adalah mungkin untuk diraihnya. Hal ini ia perjuangkan demi kesejahteraan keluarga dan komunitas di desanya melalui praktik pertanian regeneratif serta aktif dalam kegiatan restorasi.

\
 ![Hartono dan keluarganya yang sederhana, yang mendorongnya untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.](https://petani.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/ourstoryentity/e3761b75-8f63-45a3-86d1-c13e6eb3354c.jpg)

\
*Penullis: [A. Arif Wangsa](https://kaleka.id/person/a-arif-wangsa)*

descriptioneng-qyz1qc0x0zfa6vsbeux6u

descriptioneng-yiunezmbmyrhiccevyg4u

descriptioneng-lsvkgwjkcog_vlpbnf26l

descriptioneng-m3p6mfxpkneiaxa4cmv46

descriptioneng-wl2cayakf70yzwd3yw-aa

descriptioneng-qll_6i-cfu_sqewdssele

descriptionidn-zbl0zcanhnzi9nlbw7uix

descriptionidn-vi-q0jagta9bzhxhxp6wl

descriptionidn-jfrruyiaymboou4klt5jl

descriptionidn-pnzi_nsujifcf44awtx5r

thumbnail

Hartono: Championing Community Well-being Through Regenerative Agricultural Practices

Hartono: Memperjuangkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Praktik Pertanian Regeneratif